Entri yang Diunggulkan
Sumber Siri'
Manakala kita ingin mendalami pengertian SIRI’ dengan segenap masalahnya antara lain dapat diketahui dari buku LA TOA. Buku ini berisi ...
Minggu, 19 Desember 2010
Minggu, 14 Maret 2010
Sumber Siri'
Manakala kita ingin mendalami pengertian SIRI’ dengan segenap masalahnya antara lain dapat diketahui dari buku LA TOA. Buku ini berisi pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang merupakan kumpulan petuah untuk dijadikan suri tauladan.
Buku LA TOA artinya YANG TUA. Tetapi, arti sebenarnya ialah PETUAH-PETUAH,berisi sekitar seribu jenis petuah-petuah. Hampir semua isi LA TOA ini erat hubungannya dengan peranan SIRI’ dalam pola hidup atau adat istiadat Bugis-Makassar (merupakan falsafah hidup).
Misalnya:
- SIRI’ sebagai harga diri atau kehormatan
- MAPPAKASIRI’(artinya: dinodai kehormatannya)
- RITAROANG SIRI’ (artinya: ditegakkan kehormatannya).
- PASSAMPO SIRI’ (artinya: penutup malu)
- TOMASIRI’NA (artinya : keluarga pihak yang dinodai kehormatannya).
- dan SIRI’ sebagai perwujudan sikap tegas demi kehormatan tersebut.
SIRI’ dapat juga diartikan sebagai pernyataan sikap serakah (Bugis-Makassar atau MANGOWA) dan SIRI’ sebagai prinsip hidup (pendirian) di daerah Bugis-Makassar. SIRI’ NARENRENG dipertarukan demi kehormatan,SIRI’-SIRI’ (malu-malu),PALALOI SIRI’NU (tentang yang melawan),PASSIRI’KIA(bela kehormatan saya), NAPAKASIRI’KA (saya dipermalukan ),TAU DE’ SIRI’NA (orang tak ada malu, tak ada harga diri).
Bahkan berbagai petuah-petuah yang kesemuanya tergambarkan pada buku LA TOA sebagai buku yang bernilai sastra disusun oleh pujangga Bugis pada zamannya. Karena dapatdisimpulkan bahwa SILARIANG (minggat) adalah sekedar salah satu aspek daripada SIRI’ tersebut . yang erat hubungannya dengan harga diri dalm arti yang luas (aspek-aspak identitas keagungan pribadi bangsa pemiliknya). Jadi SIRI’ mengandung pula penilaian kehormatan atau “pride kebanggaan”. Identitas suku bangsa dalm kerangka ke NASIONAL-an yang Bhineka Tunggal Ika. Manifestasi dari pada prinsip-prinsip penghayatan Pancasila.
Ungkapan – unkapan sikap orang-orang Bugis yang termanifestasikan lewat kata-kata: TARO ADA TARO GAU (satunya kata dan perbuatan). Yakni, setiap tekat atau cita-cita ataupun janji yang telah diucapkannya, pasti dipenuhionya (dibuktikannya) dalam perbuatan nyata. Sejalan pula dengan prinsip ABATTIRENGRIPOLIPUKKU (asal usul leluhur senantiasa dijunjung tinggi, segalanya kuabadikan demi keagungan leluhurku). Atau dengan terjemahan bebas:segalanya (jiwa-ragaku) kuabadikan demi untuk ibu pertiwi/bangsa dan negaraku.
Rabu, 24 Februari 2010
Hukum dalam konsep Siri’ na pacce pada masyarakat Bugis-Makassar.
1. Pengertian siri’
2. Pengertian pacce’
Siri’ na pacce’ dalam masyarakat Bugis sangat dijunjung tinggi sebagai falsafah dalam segala aspek kehidupan, dan hal ini juga berlaku dalam aspek ketaatan masyakarat terhadap aturan tertentu (hukum), dengan pemahaman terhadap nilai (siri’ na pacce’) ini sangat mempengaruhi masyakarat dalam kehidupan hukumnya.
Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sakral . Siri’ na Pacce ( Bahasa Makassar ) atau Siri’ na Pesse’ ( Bahasa Bugis ) adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari karakter orang Bugis-Makassar dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Begitu sakralnya kata itu, sehingga apabila seseorang kehilangan Siri’nya atau De’ni gaga Siri’na, maka tak ada lagi artinya dia menempuh kehidupan sebagai manusia. Bahkan orang Bugis-Makassar berpendapat kalau mereka itu sirupai olo’ kolo’e ( seperti binatang ). Petuah Bugis berkata : Siri’mi Narituo ( karena malu kita hidup ).
Dengan adanya falsafah dan ideologi Siri’ na pacce/pesse, maka keterikatan dan kesetiakawanan di antara mereka mejadi kuat, baik sesama suku maupun dengan suku yang lain.
Konsep Siri’ na Pacce/pesse bukan hanya di kenal oleh kedua suku ini, tetapi juga suku-suku lain yang menghuni daratan Sulawesi, seperti Mandar dan Tator. Hanya saja kosa katanya yang berbeda, tapi ideologi dan falsafahnya memiliki kesamaan dalam berinteraksi.